Klaas Stutje (diterjemahkan dan dikatapengantari oleh Joss Wibisono)
Klaas Stutje
Penerjemah dan kata pengantar: Joss Wibisono
xxxiv + 328 hlm; 14 x 20,3 cm
ISBN: 978-602-[on progress]
Di Balik Bendera Persatuan bertutur tentang masa-masa mahasiswa yang dijalani oleh Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, Sam Ratu Langie, Achmad Soebardjo, dan beberapa mahasiswa ternama lain yang tergabung dalam Perhimpoenan Indonesia di Negeri Belanda. Mereka memanfaatkan keberadaan di Belanda pada periode antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II untuk membuka kontak dengan pelbagai gerakan antikolonial lain di Eropa. Mengikuti petualangan para mahasiswa ini serta aktivis seperti Semaoen dan Darsono, buku ini melacak pelbagai jaringan politik dan sosial orang-orang Indonesia di Zürich, Paris, Berlin, dan Moskow. Mereka terlibat aktif dalam berbagai prakarsa internasional seperti Liga Melawan Imperialisme, dan berjumpa dengan tokoh-tokoh antikolonial terkenal seperti Jawaharlal Nehru dari India dan Messali Hadj dari Aljazair. Buku ini mengungkap bahwa kebangkitan politis elite terdidik Indonesia selama periode itu harus dipahami dalam konteks global perjuangan antikolonial.
“Buku penting, baik bagi sejarah nasionalisme Indonesia maupun bagi mereka yang tertarik menekuni ‘gerakan internasional’ antikolonialisme pada masa interbellum. Menggunakan sumber-sumber arsip Belanda, Indonesia, Prancis, dan Inggris, termasuk berbagai macam surat kabar dan sumber-sumber tercetak lain, Stutje benar-benar meyakinkan dalam keteguhannya bahwa masa awal ‘nasionalisme Indonesia memperoleh banyak inspirasi dan legitimasi dari pentas internasional’.” Heather Streets-Salter, BMGN — Low Countries Historical Review
There are no reviews yet.